Aku Bahagia Walau Menyesakkan

Dini hari kau mengabari "aku sudah sampai rumah"

Aku senang mendengar kabar itu. Senang rasanya merasakanmu sesenang itu juga. 

Tuan, 

Kini kau mulai menjadi topik pembahasan bersama sahabat-sahabatku. 

Kau tahu, Tuan? mereka bilang 'ini sih sudah mulai menganggapmu lebih dari sekedar teman, selalu mengabarimu setiap waktu' ada lagi yang bilang 'dia red flag, berdasarkan cerita yang bersweliweran kudengar' yang lain lagi 'kalau aku jadi kamu, aku baper sih'

Lucu yaa. Lucu aja gitu, kok bisa sii komunikasi antara diriku dan kau terjalin sebaik ini

Kau baik Tuan

Kau pandai sekali mengerti diriku

Kau meyakinkanku untuk hal-hal baik yang harus kupertahankan

Kau juga salah satu pengingatku untuk tidak menyerah


Tuan,

Dunia ini terkadang menyebalkan. Jadi... ah tidak!

Aku cuma mau bilang 'Jadi bagaimana jika kita bersama saja?'

Aku bertanya-tanya pada diriku bagaimana sesungguhnya kau selalu ada untukku beberapa hari belakangan

Aku boleh bertanya kan? Kau datang untuk apa Tuan?

Tetapi lagi-lagi kutepis angan itu. Biarlah bagaimanapun yang akan terjadi nantinya, semua sudah qadar Allah, kan?


Di sini hujan. Dingin

Sama sepertimu yang kerap kali mengeluhkan hal itu pada diriku

Apa di kotamu juga sedang hujan? Bagaimana hujannya? Deras atau gerimis saja

Aku jadi takut, takut kehilangan

Takut ini hanya sebentar saja

Takut aku hanya sebagai pemeran figuran, yang kapanpun kau tak butuh lagi, kau akan cepat-cepat mengempaskannya


Aku ini perempuan yang akan sulit kau mengerti nantinya

Tentang moodku yang terkadang naik dan turun

Kesibukan yang tiada henti, sama seperti dirimu

Perasaanku yang berbolak-balik

Juga tentang prinsipku terhadap agamaku yang selalu kupengang erat

Perihal itu, ah yaa terimakasih juga sudah selalu memaklumi dan memberiku toleransi tak sekali dua kali


Kau hadir mengubah sudut pandangku dalam memandang kagum, suka, rindu, sakit, pilu

Semuanya Tuan. Karena semenjak kau hadir, rasanya duniaku seperti memiliki tempat bersandar untuk sekadar menentramkan isi kepala yang berantakan, hati yang hancur, dan sakit yang kusembunyikan dari orang-orang

Sejak bertemu denganmu juga, aku merasa semestaku hidup kembali.

Aku merasa baik-baik saja meskipun terkadang tak begitu. Sesekali aku tetap sadar diri dengan posisiku saat ini sebagai apa dalam kehidupanmu.

Aku berusaha mengerti dirimu seperti kau selalu berusaha mengerti diriku, Tuan


Saat ini, aku tak akan dan tak mau menduga-duga bagaimana ke depannya nanti

Aku cuma berpikir kau baik dan semestinya aku dapat melakukan hal yang sama

Karena kebaikan akan melahirkan kebaikan pula, kan?

Jadi, buatku tak masalah sama sekali bagaimana akhirnya

Semoga aku selalu baik-baik saja yaa, seperti saat ini


Serahkan saja pada Allah yaa

Allah lebih tau yang pantas dan terbaik untuk takdir yang kau dan diriku dekap erat-erat nantinya

Pesanku singkat. 'Kau boleh tinggalkan yang lain, asal jangan tinggalkan Dia'



Komentar

Postingan Populer