Yang Terbaik Pilihan Allah, Eps Kuliah di PNC.

Ini bukan keninginanku, juga bukan mimpi-mimpi yang kurajut dan selalu ku panjatkan dalam doa.


1. Kenapa memilih PNC?

Jawabannya ini pilihan Allah. Sedikit pun tak terbesit ambisi untuk berkuliah di kampus ini. Ada dua kampus incaranku, UGM dan UNY.

Sejak kecil, tatkala usiaku masih belia aku ingat sekali hampir setiap libur semester Sekolah Dasar aku sering diajak jalan-jalan oleh Om dan Tante ke Yogyakarta. Kota yang pertama kali kulangkahkan kaki di sana aku sudah jatuh cinta. Melihat gedung-gedung tinggi dan kampus-kampus favorit dari balik kaca mobil sambil tersenyum dan membatin "Ya Allah, semoga kelak aku bisa melanjutkan pendidikan di kota ini."

Berawal dari itu, sepulang main aku langsung bilang ke Ibu. "Ibu, aku mau kuliah di Yogya ya besok kalau sudah besar" Ibu hanya tersenyum getir sambil berbisik padaku "Semoga ya, nak."

Aku sadar bukan dari keluarga berada. Kata orang kuliah itu hanya mimpi yang mustahil bisa kuwujudkan. Tapi aku tak gentar sambil kuusahakan.

Dan akhirnya tibalah saat duduk di kelas akhir Sekolah Menengah Kejuruan. 

Semester satu di samping fokus kegiatan belajar di sekolah, aku juga aktif dan update mengenai SNMPTN dan SBMPTN 2022. Nekat konsultasi dengan Guru di ruang BK tentang track record sekolah, pemilihan siswa eligible, dan cara mendaftar kuliah.

Hari-hari berjalan, aku senang karena sebentar lagi akan menjemput mimpiku. Aku menjadi salah satu siswa pilihan yang bisa mendaftar SNMPTN. Gak ada kebingungan mau daftar dimana karena sudah punya kampus incaran. Saat itu aku daftar di UNY Pendidikan Teknik Informatika, karena di UGM kurang cocok dengan prodinya sebab lebih spesialis.

Aku juga berencana akan mondok di Yogya. Lengkap sudah mimpiku. Aku ingin jadi Sarjana yang Mubalighot. Aku ingin Ahli IT yang faham agama. Aku ingin antara keduniaan dan akhirat berjalan beriringan. 

29 Maret 2022 saat yang ditunggu datang. Pengumuman Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri. Yaps  AKU GAGAL. Aku gagal masuk Univ impianku. Ngga bisa berkata-kata, air mata mengucur deras. Saat itu yang aku pertanyakan "Kenapa Ya Allah? Kenapa gagal? Apa yang kurang dari aku? Aku kan juga ingin seperti mereka yang bisa kuliah di Universitas.

Di tengah-tengah padatnya mempersiapkan ujian praktik dan ujian sekolah, aku harus berdamai dengan diriku karena kegagalan. Tenang, masih bisa ikut SBM... dalam batinku menenangkan diri. Sampai pada akhirnya aku diterima di PNC yang mana aku mendaftar di kampus ini niatnya hanya untuk cadangan dan detik-detik akhir penutupan SNMPN aku baru daftar. Sehingga aku memutuskan tidak jadi ikut SBM sebab satu dan lain hal.

Aku sedih, menangis, putus asa karena apa yang selama ini aku doakan, selalu aku usahakan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Titik paling terpuruk dalam hidupku. Empat bulan, butuh waktu yang tak sebentar untuk benar-benar menerima takdir ini.

Jadi jawabanku Kuliah di PNC adalah pilihan Allah, yang terbaik dari Allah untukku. Aku tak lagi marah-marah dan kesal, kini aku jadi lebih tabah dan siap menjemput hal-hal indah yang sudah Allah siapkan untukku. Dan apapun yang sudah Allah pilihkan, akan menjadi pilihanku juga. Selalu kusyukuri karena banyak yang tak seberuntung aku. 

Dear UGM, aku merindukanmu. Semoga suatu saat nanti aku bisa menapakkan kaki di Balairung, Tugu UGM, dan Graha Sabha Pramana MU! Tunggu aku S2 di sana!


2. Harapan ketika lulus : bisa belajar/jadi apa/outputnya apa

Ketika sudah lulus nanti, saat gelar A.Md tersemat di namaku. Aku ingin apply kerja, aku ingin kerja di BUMN/Perusahaan di Yogya. Aku ingin mengaplikasikan ilmu yang telah aku dapatkan di PNC ini dengan maksimal di tempat kerjaku nanti. Aku ingin membuktikan bawa orang kecil sepertiku, yang mungkin tak sehebat dan sekeren kalian yang bisa kuliah di Universitas ternama... juga bisa!

Aku ingin selalu dan selalu membawa nama baik almamaterku dimanapun aku berada. Aku yakin lima tahun sepuluh tahun yang akan datang kampus ini sudah terkenal, tak kalah dengan Univ lainnya.

Sembari kerja, aku ingin mengambil S1 Ekstansi karyawan dan mondok. Pondok Pesantren Mahasiswa. yang mana dalam kegiatan mengajinya bisa fleksibel dengan kesibukanku. Meski belum sekarang, aku mau sabar dulu, menyadari bahwa Allah sudah memilihkan yang terbaik dan aku harus menjalankan peranku sebagai mahasiswa sebaik mungkin. 

Sekarang aku cuma bisa bilang : Satu-satu.

Iya, satu-satu ya Liv. Ngga semuanya harus diraih sekarang, Setiap orang punya timingnya masing-masing. Kamu harus mempersiapkan diri dan memaksimalkan potensi. Biar kalau waktunya sudah tiba dan Allah menilai kamu siap menjalaninya, doamu pasti bisa dikabulkan.

Semangat, coba terus sampai tembus!

Komentar

Postingan Populer