Di Yogyakarta
10.31
Sudah satu minggu aku tinggal di kota yang penuh kehangatan ini. Rasanya nyaman walaupun rindu sesekali hadir menyapa. Kangen dengan suara dan omelan Ibu, bertengkar meributkan hal sepele dengan adikku, dan candaan Bapak yang membuat suasana menjadi jenaka seketika.
Bagaimana kabar Ibu di Cilacap? sejujurnya mba kangen berat. Karena selama kuliah sudah banyak waktu yang terkuras untuk mengurusi kesibukan, giliran sedang libur malah pergi ke Jogja. In syaa Allah minggu depan kita ketemu yaa, Bu.
Aku ingin cerita tentang kegagalan kemarin. Aku gagal menjadi Penerima Beasiswa Pertamina Foundation. Sebenarnya aku gak apa, tetapi yang ada dalam benakku lagi-lagi Ibu. Pasti Ibu juga sedih, kan? padahal rencananya mau beli laptop baru. Ibu menenangkanku, katanya "pasti ada rezeki yang lain"
Aku sedih setiap kali menghadapi kegagalan, Bu. Sudah dua kali gagal di Bulan Juli. Aku sangat memikirkan bagaimana kehidupan kita ke depan. Tidak mau menyusahkan Bapak dan Ibu. Biar Bapak dan Ibu istirahat saja di rumah, mengurusi sawah dan kebun. Aku yang akan menggantikan peran Bapak untuk adik. Aku yang menyekolahkannya sampai bisa jadi sarjana
Do'akan aku ya, Bu. Sebagaimana harapan Ibu kepada anak pertama perempuannya. Aku harap aku bisa kuat dengan segala situasinya. Aku harap aku bisa menyelesaikan kuliahku dengan baik dan mendapatkan pekerjaan yang memiliki jenjang karir yang tinggi
Selebihnya aku akan berjuang lebih gigih lagi Pak, Bu.
Aku gakpapa kalau kalian melihatku begitu lelah karena padatnya kegiatan, asal kutebus kelak dengan kesuksesan. Aku sudah melakukan yang terbaik yang aku bisa, maka Ya Allah siapkanlah masa depan yang indah dan cerah. Masa depan yang menjanjikan yang menuai banyak kebermanfaatan
Dari anakmu yang berkali-kali gagal,
Alivia Esha Rizky
Yogyakarta musim dingin.
Komentar
Posting Komentar